Di zaman now ini,  makin banyak orang yang mempunyai perasaan kurang percaya diri dalam pergaulan.  terutama individu yang bekerja berhubungan dengan banyak orang.  Senyum merupakan tampilan pertama kali ketika beinteraksi dengan orang lain.  Senyum mencitrakan kehangatan pribadi si pemiliknya.  Sayangnya tidak semua orang dikaruniai oleh senyum yang menawan.  Tetapi tidak pula boleh berkecil hati bagi orang yang tidak mempunyainya, kemajuan teknologi dapat mengatasinya. 

Kokich tahun 1999 mendefiniskan senyum sempurna dapat dicapai dengan keharmonisan integrasi komposisi muka dengan komposisi susunan gigi.  Komposisi muka jaringan lunak mencakup kulit, otot  dan jaringan keras seperti bentuk tulang dahi, tulang rahang  atau tulang pipi.   sedangkan kompisisi gigi meliputi  gigi dengan gusi.

Konsep itu pula yang dipakai oleh para ahli kecantikan diseluruh dunia dalam melakukan penilaian mengenai kesempurnaan wajah seseorang.   Penyempurnaan bentuk wajah idealnya dilakukan secara keseluruhan  terhadap tulang, kulit, otot dan gigi melalui pembedahan.   Namun tidak semua individu mempunyai keberanian untuk melakukan hal tersebut.   Bisa dikarenakan ngerinya melihat prosedur bedah yang berdarah-darah dan menyakitkan atau berbagai alasan lain yang membuat seseorang enggan melakukan pembedahan.

Bila tidak ingin melakukan pembedahan,  jalan keluar yang dapat ditempuh  adalah dengan melakukan penyelarasan terbatas pada komposisi gigi saja.   Hal ini masih dapat dimungkinkan karena gigi masih mempunyai luasan 1/3 dari keseluruhan bentuk wajah.  Menyelaraskan komposisi gigi cukup dapat memberikan perubahan estetik pada individu yang merasa kurang sempurna.

Bagaimanakah cara menyelaraskan komposisi gigi tersebut?   Komposisi diselaraskan dengan mengintegrasikan seluruh aspek gigi dan gusi.  proses diawali dengan analisis bentuk wajah dan bentuk gigi dari sebuah foto, Sebuah pas foto sangat diperlukan dalam proses ini.  Dengan bantuan sebuah program computer.   Semua aspek berupa proporsi, ukuran, bentuk gigi dinilai dengan standar yang telah ada.  Hasil ukuran tersebut akan disimpukan besar disharmoni yang ada dan rencana koreksi terhadap disharmoni tersebut.  

Tahap selanjutnya adalah  membuat simulasi ukuran, bentuk gigi berdasarkan rencana dan diaplikasikan pada pas foto tadi dan diperlihatkan kepada pasien.  Apabila hasil simulasi tersebut memuaskan pasien, maka dilakukanlah perawatan gigi konvensional yang telah lama kita kenal.  Perawatan dapat berupa pemasangan bracket, veneer, bleaching, pengasahan gigi dan lain-lain sesuai dengan perencanaan yang dihasilkan.   Melalui proses perencanaan tersebut, disharmoni pada senyum pasien dapat teratasi.