Halitosis sembilan puluh persennya disebabkan oleh keadaan rongga mulut. Namun bila didalam mulut didiagnosa dokter gigi tidak ada kelainan, diduga ada faktor lain yang menyebabkan bau mulut. Penyebab lain dari bau mulut adalah dari rongga hidung-mulut atau dikenal halitosis hidung. Halitosis hidung ini diderita 8% pasien halitosis dari seluruh penderita. Halitosis hidung dapat disebabkan oleh post nasal drip, faringitis, peradangan amandel, kriptus dalam dari amandel, sinusitis, benda asing di rongga hidung atau sinus.

Bagaimana halitosis tersebut dapat terjadi?. Pada keadaan kelenjar normal di hidung dan tenggorokan terus-menerus menghasilkan lendir. Lendir ini akan membasahi dan membersihkan selaput hidung, membasahi udara, dan membersihkan benda asing yang terhirup termasuk juga melawan infeksi dengan menjebak dan menghancurkan bakteri dan virus. Tubuh biasanya secara otomatis akan membersihkan lendir berlebih dari hidung. Tanpa Anda sadari lendir bercampur dengan air liur dan menetes tanpa rasa sakit ke bagian belakang tenggorokan. 

Proses terbentuknya halitosis

Namun, ketika ada gangguan seperti rhinitis alergika, flu biasa, infeksi sinus tubuh akan menghasilkan lendir berlebih atau lebih kental. Terbentuknya bau mulut diduga adanya cairan hidung yang turun ke belakang tenggorokan dapat memberi tempat bagi bakteri mulut tempat berkembang biak, dan terutama bagi bakteri-bakteri penyebab bau mulut. Seperti pada proses halitosis mulut, bakteri yang tumbuh subur tersebut akan menghasilkan produk eksudat yang mengarah ke fitur 'bau mulut' seperti adanya gas merkaptan dan belerang.

Halitosis pada penderita penyakit hidung

Pasien dengan rinitis alergika umumnya pada pemeriksaan dengan alat krematografi gas menandakan fitur dengan kandungan gas merkaptan dan dimetil sulfur yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien normal. Gas yang hampir sama terdapat pada mulut halitosis. Hubungan bakteri dan gas bau mulut dibuktikan bahwa umumnya pasien dengan kandungan merkaptan yang tinggi memiliki jumlah bakteri Prevotella, Veillonella, Atopobium, Megasphaera, dan Selenomonas yang lebih tinggi di dalam mulut.

Mengapa halitosis tidak dirasakan oleh pasien?

Orang dengan halitosis biasanya tidak menyadari bau mulut mereka. Ketidaksadaran ini berasal dari desensitisasi penciuman, yang biasa terjadi pada individu dengan halitosis. Pasien dengan halitosis mempunyai kencenderungan unutk memiliki skor pagar batas bau lebih rendah dibandingkan dengan subyek tanpa halitosis terutama terjadi pada pasien dengan rhinirs alergi yang membengkak pada jaringan hidung.  

Diagnosis.

Diagnosis halitosis pada pasien rhinitis dapat diketahui dari pemeriksaan hidung tenggorok untuk memastikan adanya rhinitis alergi dan pemeriksaan kandungan gas sulfur pada mulut dengan menggunanak alat krematografi gas portabel.