Setahun ini kita dihadapkan dengan beratnya melawan infeksi Covid 19. Terhitung pada April 2021 lebih dari satu juta orang Indonesia terpapar dan hampir seribu tenaga kesehatan menjadi korban keganasan virus ini. Kejadian tersebut berimbas kepada banyak layanan kesehatan termasuk pula layanan kesehatan gigi. Merebaknya pandemi, memaksa WHO pada bulan Maret 2020 untuk mengeluarkan anjuran agar menutup sementara layanan kesehatan gigi untuk layanan diluar keadaan gawat darurat.

Kejadian ini sekaligus menjadi momen bagi kita untuk kembali memahami berbagai macam potensi risiko infeksi dalam layanan kedokteran gigi. Ruang dokter gigi yang di banyak klinik dan rumah sakit didesain dengan cantik, ternyata menyimpan banyak risiko kesehatan bila kita sebagai pasien tidak cukup memberikan perhatian terhadap hal-hal kecil yang dapat menuai kerugian yang besar.

Secara garis besar potensi risiko infeksi dibagi menjadi tiga yaitu risiko dokter menulari pasien, pasien menulari dokter dan pasien menulari pasien lainnya. Ketiga risiko tersebut dapat berupa siklus apabila dari salah satu individu menderita suatu penyakit - tidak menyadari sebagai titik awal mula terjadinya penularan. Hal itu mungkin terjadi mengingat ketika seseorang pergi ke dokter gigi tidak ada screening (berupa hasil Lab) untuk menyatakan bahwa individu tersebut bersih dari (berbagai) penyakit.

Sebagai pasien, kita pun harus mewaspadai bahwa di ruang dokter gigi dapat juga terjadi penularan penyakit yang sama ketika kita mendatangi sebuah rumah sakit. Risiko yang harus disadari adalah risiko penularan antar pasien, mengingat dokter gigi saat ini telah melengkapi diri dengan perangkan patient safety berupa masker, jubah, penutup kepala dan lainnya. Sebagai pasien kita dapa mengamati beberapa poin lokasi yang dapat menjadi penularan penyakit.

Gelas minum (glass water mouth rinse)
Gelas minum dapat menularkan penyakit bila gelas tersebut tidak dicuci bersih dengan sabun. Ketika digunakan, gelas minum akan bersentuhan dengan bibir pemakainnya. Akan lebih baik bila pasien dapat membawa gelas sendiri atau meminta perawat menyediakan gelas kumur baru yang kering untuk anda, kemudian diisi air untuk berkumur. Begitu pula dengan baskom kumur tempat untuk membuang kumur dari pasien. Baskom kumur menampung air ludah dari anda dan pasien sebelumnya. Jangan pernah mencoba untuk menyentuh dasar baskom tersebut. Anda dapat memastikan kebersihan baskom kumur tersebut untuk menjamin kebersihannya. Baskom kumur yang bersih, kering dan tidak berbau adalah indikator baskom kumur yang steril.

Instrumen tangan dokter gigi (hand instrument)
Kaca mulut, sonde, pinset merupakan poin kedua yang dapat menularkan penyakit. Seluruh alat tersebut umumnya akan basah terkena ludah ketika dioperasikan untuk menambal, mencabut atau sekedar untuk memeriksa. Pastika bahwa dokter gigi telah melakukan prosedur sterilisasi sesuai standar untuk menghilangkan risiko tersebut. Anda dapat menanyakannya kepada perawat atau melihat secara langsung alat-alat tersebut tersegel sebelum dipakai.

Mesin bur dan bur
Hampir sama dengan kaca mulut dan pinset, mesin bur digunakan didalam mulut. Selama di kursi gigi, anda sebaiknya menghindari menyentuh alat-alat tersebut. Terutama bila anak anda yang sedang mendampingi anda. Selain berbahaya karena putarannya, mesin bur dan bur telah digunakan oleh dokter gigi untuk seluruh pasien di hari itu.

Tempat buang sampah medik
Dalam melakukan pengobatan, dokter gigi menggunakan beberapa media seperti sarung tangan, jarum suntik, tisue, kapas, karet dan lain-lain. Kapas, tissue bekas pakai mengandung spesimen yang terbawa dari pasien. Sampah medis tergolong kedalam sampah medis yang tergolong berbahaya dan harus mendapat perlakukan khusus. Dokter gigi mempunyai tempat pembuangan sampah medis yang dikemas dalam kotak khusus. Tidak disarankan untuk mendekati, membuka kotak sampah medis atau memanfaatkan kembali barang-barang yang telah terpakai tersebut meskpun dalam kondisi yang masih baik. Menyentuh sampah tersbut mempunyai risiko yang setara dengan menyentuh langsung sumber penyakit.

Alat sedot ludah (saliva suction)
Alat ini hampir sama risiko infeksinya dengan instrumen dokter gigi lainnya. Alat sedot ludah dioperasikan dengan menyentuh bendungan ludah yang ada di dasar lidah agar pasien tidak lagi membuang ludah di baskom kumur. Umumnya dipakai ketika dokter gigi membutuhkan posisi pasien yang tidak berubah untuk melakukan perawatan teliti. Anda bisa memilih untuk tidak menggunakannya walaupun sedikit repot karena sering berkumur. Kalaupun terpaksa pastikan anda mendapat selang sedot ludah yang baru.

Ruangan praktik
Saat pandemi Covid 19, ruangan praktik berpotensi menjadi sumber infeksi yang tidak bisa diabaikan. Kecurigaan adanya sifat virus Covid yang dapat menyebar di udara mengharuskan adanya jarak antar manusia. Ruangan praktik dan ruangan tunggu yang terlalu padat dapat menyebabkan virus pada salah satu orang tanpa gejala terhirup oleh orang disekelilingnya. Anda sebaiknya membuat jadwal kedatangan dengan dokter gigi anda agar beliau dapat mengatur jumlahpasien sehingga tidak menumpuk dalam waktu yang bersamaan.

 

Demikian, semoga bermanfaat

-Retno Suhendrina-